bertepatan dengan acara Dieng Culture Fertival
29 - 30 Juni 2013
rangkaian acara Festival Budaya Dieng sebenarnya sudah berlangsung 2 minggu, dan puncaknya di 2 hari tersebut, khususnya Ritual Pemotongan Rambut Gembel (Gimbal) beberapa anak Dieng.
RingOfFireKW4
Rabu, 10 Juli 2013
Eksotisnya Pantai Gunung Kidul
Beeeeeee
dah lama ga posting di Blog ini
wkwkwkwk... travelling masih tetep jalan, tapi jarang dapat foto bagus, jadi males posting juga
heheheee
hmmmm
ni gambar lumayan, upload dulu deh, ceritanya ntar
Pantai Drini Gunung Kidul
dah lama ga posting di Blog ini
wkwkwkwk... travelling masih tetep jalan, tapi jarang dapat foto bagus, jadi males posting juga
heheheee
hmmmm
ni gambar lumayan, upload dulu deh, ceritanya ntar
Pantai Drini Gunung Kidul
Senin, 22 Oktober 2012
Pantai Bandengan Jepara
22 Oktober 2012
17.35 WIB
malam sebelum berangkat ke Pantai Bandengan Jepara
lagi-lagi Trip dadakan. Urusan Pekerjaan yang mengharuskan berangkat ke Pantai Bandengan Jepara. dan saya masih sempar Hunting Referensi tentang Pantai ini. Bukan nama baru, karena sekitar tahun 2004 saya pernah tinggal di Jepara selama 1 semester tepatnya di Asrama Mahasiswa Keelautan UNDIP di Desa Teluk Awur Jepara. dan pantai ini sering dibicarakan di kalangan mahasiswa waktu itu, tapi saya tidak menyempatkan diri main ke Pantai ini.
dari yang saya baca di http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/148-pantai-tirta-samudera-jepara.html, sejarah pemberian nama Pantai Bandengan :
Di pantai ini juga menjadi tempat favorit Pahlawan Nasional yang memulai emansipasi wanita yaitu R.A. Kartini yang merupakan putri Bupati Jepara pada saat itu. R.A. Kartini sering berwisata ke pantai ini bersama para bangsawan Belanda pada masa itu.
wkwkwkwk...dan ternyata ada versi lain cerita tentang sejarah penamaan Pantai Bandengan ... ini dia, saya ambil dari http://www.ticjepara.com/2008/12/pantai-tirto-samudro-atau-yang-dikenal.html
Menurut catatan sejarah, pantai Bandengan ternyata masih terkait erat dengan kehidupan Pahlawan Nasional yang juga tokoh emansipasi wanita yaitu RA Kartini. Pantai ini menyimpan banyak kenangan manis buat putri Adipati Jepara kala itu. Gadis yang lincah dengan pangilan TRINIL ini semasa kecilnya sering sekali berwisata ke pantai ini bersama Bangsawan Hindia Belanda yaitu Ny. Ovink Soer (Isteri asisten residen) bersama suaminya. Pada saat liburan pertama menjelang kenaikan kelas, mereka selalu mengajak RA Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah untuk menikmati keindahan suasana pantai. Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak yang menggapai kaki mereka. Kepada Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut. Di jawab dengan singkat �Pantai Bandengan� kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan di Holland pun ada pantai yang hampir sama dengan Pantai Bandengan, hanya ada sedikit perbedaan bahwa airnya dingin namanya SCHEVENINGEN. Secara spontan Kartini menyela ��..kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan �KLEIN SCHEVENINGEN�. Berawal dari hal di atas, maka sampai sekarang Pantai Bandengan terkenal dengan sebutan KLEIN SCHEVENINGEN (bahasa Belanda : KLEIN berarti pantai dan SCHEVENINGEN yaitu nama pantai di negeri Belanda).
masih dari sumber yang sama, dilanjutkan dengan cerita ini yang mempunyai kesamaan dengan versi sebelumnya
Sementara itu dikisahkan bahwa obyek wisata Pantai Bandengan memiliki keterkaitan dengan legenda asal usul Kepulauan Karimunjawa. Dalam legenda disebutkan bahwa karena terdorong rasa prihatin akan perilaku anaknya yang nakal/bandel, maka Sunan Muria memerintahkan puteranya yaitu Amir Hasan pergi ke utara menuju sebuah pulau yang nampak �kremun-kremun� dari puncak Gunung Muria. Kepergian ini dengan tujuan untuk memperdalam sekaligus mengembangkan ilmu agama. Kelak pulau yang dituju itu dinamakan Pulau Karimunjawa. Dalam perjalanan itu sampailah Amir Hasan di pantai yang banyak terdapat paya-paya dan ikan bandeng. Sampai sekarang tempat ini dinamakan Desa Bandengan dan pantai yang terletak di desa itu disebut pula Pantai Bandengan.
well...apapun ....kita lanjut saja
23 Oktober 2012
21.50 WIB, sepulang dari Pantai Bandengan Jepara
alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, perjalanan ke semarang dan lanjut ke Jepara dan sampai kembali ke rumah berjalan lancar.
saya dah ga sabar bagi cerita Trip ke Pantai Bandengan Jepara dan bagi foto-foto yang sempat saya ambil. tapi saya harus bersabar, karena belum bisa transfer file foto ke laptop, dan saya harus istirahat setelah perjalanan maraton dari Trip Jawa Timur (Suramadu, Malang dan Jombang) , pulang, dan lanjut ke Jepara.
wkwkwkk...sampai ketemu besok.
24 Oktober 2012
siap upload foto dari Pantai Bandengan - Palm Beach Resort - Jepara
PALM BEACH RESORT - Pantai Bandengan Jepara
17.35 WIB
malam sebelum berangkat ke Pantai Bandengan Jepara
lagi-lagi Trip dadakan. Urusan Pekerjaan yang mengharuskan berangkat ke Pantai Bandengan Jepara. dan saya masih sempar Hunting Referensi tentang Pantai ini. Bukan nama baru, karena sekitar tahun 2004 saya pernah tinggal di Jepara selama 1 semester tepatnya di Asrama Mahasiswa Keelautan UNDIP di Desa Teluk Awur Jepara. dan pantai ini sering dibicarakan di kalangan mahasiswa waktu itu, tapi saya tidak menyempatkan diri main ke Pantai ini.
dari yang saya baca di http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/148-pantai-tirta-samudera-jepara.html, sejarah pemberian nama Pantai Bandengan :
Sejarah Pantai Bandengan
Menurut kisah turun temurun, nama Pantai Bandengan pertama kali diberikan oleh putra Sunan Muria yaitu Amir Hasan saat akan berpergian mengembangkan ilmu agama ke Kepulauan Karimunjawa. Ketika sampai di pantai ini, mereka menemukan banyak Ikan Bandeng sehingga wilayah itu dinamakan Desa Bandengan. Pantai yang ada di desa tersebut akhirnya dinamakan Pantai Bandengan.Di pantai ini juga menjadi tempat favorit Pahlawan Nasional yang memulai emansipasi wanita yaitu R.A. Kartini yang merupakan putri Bupati Jepara pada saat itu. R.A. Kartini sering berwisata ke pantai ini bersama para bangsawan Belanda pada masa itu.
wkwkwkwk...dan ternyata ada versi lain cerita tentang sejarah penamaan Pantai Bandengan ... ini dia, saya ambil dari http://www.ticjepara.com/2008/12/pantai-tirto-samudro-atau-yang-dikenal.html
Menurut catatan sejarah, pantai Bandengan ternyata masih terkait erat dengan kehidupan Pahlawan Nasional yang juga tokoh emansipasi wanita yaitu RA Kartini. Pantai ini menyimpan banyak kenangan manis buat putri Adipati Jepara kala itu. Gadis yang lincah dengan pangilan TRINIL ini semasa kecilnya sering sekali berwisata ke pantai ini bersama Bangsawan Hindia Belanda yaitu Ny. Ovink Soer (Isteri asisten residen) bersama suaminya. Pada saat liburan pertama menjelang kenaikan kelas, mereka selalu mengajak RA Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah untuk menikmati keindahan suasana pantai. Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak yang menggapai kaki mereka. Kepada Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut. Di jawab dengan singkat �Pantai Bandengan� kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan di Holland pun ada pantai yang hampir sama dengan Pantai Bandengan, hanya ada sedikit perbedaan bahwa airnya dingin namanya SCHEVENINGEN. Secara spontan Kartini menyela ��..kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan �KLEIN SCHEVENINGEN�. Berawal dari hal di atas, maka sampai sekarang Pantai Bandengan terkenal dengan sebutan KLEIN SCHEVENINGEN (bahasa Belanda : KLEIN berarti pantai dan SCHEVENINGEN yaitu nama pantai di negeri Belanda).
masih dari sumber yang sama, dilanjutkan dengan cerita ini yang mempunyai kesamaan dengan versi sebelumnya
Sementara itu dikisahkan bahwa obyek wisata Pantai Bandengan memiliki keterkaitan dengan legenda asal usul Kepulauan Karimunjawa. Dalam legenda disebutkan bahwa karena terdorong rasa prihatin akan perilaku anaknya yang nakal/bandel, maka Sunan Muria memerintahkan puteranya yaitu Amir Hasan pergi ke utara menuju sebuah pulau yang nampak �kremun-kremun� dari puncak Gunung Muria. Kepergian ini dengan tujuan untuk memperdalam sekaligus mengembangkan ilmu agama. Kelak pulau yang dituju itu dinamakan Pulau Karimunjawa. Dalam perjalanan itu sampailah Amir Hasan di pantai yang banyak terdapat paya-paya dan ikan bandeng. Sampai sekarang tempat ini dinamakan Desa Bandengan dan pantai yang terletak di desa itu disebut pula Pantai Bandengan.
well...apapun ....kita lanjut saja
23 Oktober 2012
21.50 WIB, sepulang dari Pantai Bandengan Jepara
alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, perjalanan ke semarang dan lanjut ke Jepara dan sampai kembali ke rumah berjalan lancar.
saya dah ga sabar bagi cerita Trip ke Pantai Bandengan Jepara dan bagi foto-foto yang sempat saya ambil. tapi saya harus bersabar, karena belum bisa transfer file foto ke laptop, dan saya harus istirahat setelah perjalanan maraton dari Trip Jawa Timur (Suramadu, Malang dan Jombang) , pulang, dan lanjut ke Jepara.
wkwkwkk...sampai ketemu besok.
24 Oktober 2012
siap upload foto dari Pantai Bandengan - Palm Beach Resort - Jepara
Dalam rangka Temu Responden Survey yang diselenggarakan Bank Indonesia Wilayah V Semarang, tempat saya kerja mendapat undangan mengikuti kegiatan tersebut. jadilah saya bersama 2 orang berangkat. saya berangkat dari Rembang jam 03.00 WIB, perlu perjuangan keras untuk menahan dingin mandi jam Dua dini hari. saya sempet menggigil kedinginan, tapi terbayar dengan perjalanan yang baru saja saya alami...wkwkwkwkwk
Saya harus menuju Semarang dulu karena semua Peserta harus Registrasi di Bank Indonesia dan rombongan diberangkatkan dalam 5 Bis menuju Jepara. Perjalanan dari Rembang ke Semarang cukup lancar mengingat budaya macet di titik-titik perbaikan jalan di Jalur Pantura. karena berusaha datang tepat waktu, bis pertama yang datang, tanpa pikir panjang, kami langsung naik. dan Bis Ekonomi tanpa AC antar provinsi yang hadir...wkwkkwkwk..bismillah..perjalanan lancar sampai di depan Terminal Terboyo Semarang. masuk taksi dan langsung menuju BI di daerah Pleburan.
Sampai di BI cukup pagi, Registrasi Ulang, Ganti baju dan sempat sarapan bubur ayam di depan BI. wkwkwkwk..singkat cerita berangkatlan rombongan dengan 5 unit Bus Pariwisata.
PALM BEACH RESORT - Pantai Bandengan Jepara
dari depan Palm Beach Resort tidak terlalu mencolok dan mewah. tapi setelah kita msuk, suasana nyaman mulai terasa. dan semakin dalam kita masuk, secuil Mahakarya Tuhan telah siap menyambut kita. hamparan pasir putih yang luas, air laut jernih dan membiru membentuk lekukan-lekukan indah di sepanjang pantai. rindangnya pohon palm dan beberapa pohon lain. langit biru yang luas. beberapa Boat bergoyang-goyang dimainkan ombak yang lembut. warna cerah dan kontras dari Banana Boat di tepi pantai. Indaaahhhhhhhhhhhhh............
Palm Beach Resort terletak tepat di sebelah kanan Tempat Wisata Pantai Bandengan Jepara. saya malah ga sempat masuk ke tempat wisata nya, tapi dari Resort ini saya masih bisa melihat beberapa kerumunan rombongan wisata di Pantai Bandengan. walaupun saya tidak masuk tempat wisatanya, saya yakin view dan fasilitas dari resort ini jauh lebih bagus. apalagi saya tidak perlu berdesakan dengan pengunjung lain dan harus terganggu dengan pemandangan kios-kios yang biasa ada di tempat wisata manapun. bukan masalah kemewahan fasilitasnya, tapi saya suka wisata alam yang masih alami. dan beruntunglah saya.....
Minggu, 21 Oktober 2012
JATIM (Suramadu,Masjid Turen,Jatim Park,Makam Gusdur)
ini Trip dadakan dan gratisan
ga perlu cerita kenapa bisa mendadak dan gratis....wkwkwkwk..... dapat jatah 2 kursi, akhire aku ngajak temen yang biasa nge-trip ma aku. namanya TUTIK .....
saat ditawari trip ini sebenarnya saya males banget, banyak alasan (padahal saya keranjingan Travelling). tapi karena beberapa alasan juga akhirnya saya menerima tawaran ini. Dan berangkatlah saya dan rombongan dari Rembang menuju Suramadu, Masjid Turen dan Jatim Park I (Malang) dan Makam Gusdur di Jombang.
walaupun mendadak saya sempat membaca referensi tentang tempat-tempat yang akan dikunjungi, khususnya Masjid Turen dan Makam Gusdur di Kompleks Pesantren Tebu Ireng Jombang. Cukup menarik saya untuk akhirnya memutuskan berangkat.
JEMBATAN SURAMADU
berangkat dari Rembang jam 10.00 malam, tepat pukul 03.00 dini hari tiba-tiba ada salah satu orang dalam bus teriak, Suramaduuu....!!!...wkwkwkk..bangunlah saya dan dari balik kaca bus saya melihat jalan tol Suramadu, yang tentu saja tidak banyak berbeda dengan jalan tol lainnya, karena memang jam 03.00 pagi belum ada matahari yang membuat terang bumi, sehingga lautan yang kami sebrangi tidak tampak sama sekali...wkwkwkk
karena tidak ada tujuan wisata ke Pulau Madura, soooo...bus berbalik arah dan berhenti di Kios Oleh-Oleh.
yang lain sudah ribut belanja, seperti biasa, saya bengong saja. memang jarang banget beli oleh-oleh, tapi kali ini super parah karena lagi bokek kelas kakap....wkwkwkkk. jadi lebih cermat mengeluarkan duit dari kandangnya.
yang lain puas belanja, perjalanan dilanjutkan ke tujuan selanjutnya yaitu Masjid Tiban di Turen Malang...dan saya pun melanjutkan tidur di dalam Bus.
MASJID TIBAN, TUREN-MALANG
ga perlu cerita kenapa bisa mendadak dan gratis....wkwkwkwk..... dapat jatah 2 kursi, akhire aku ngajak temen yang biasa nge-trip ma aku. namanya TUTIK .....
saat ditawari trip ini sebenarnya saya males banget, banyak alasan (padahal saya keranjingan Travelling). tapi karena beberapa alasan juga akhirnya saya menerima tawaran ini. Dan berangkatlah saya dan rombongan dari Rembang menuju Suramadu, Masjid Turen dan Jatim Park I (Malang) dan Makam Gusdur di Jombang.
walaupun mendadak saya sempat membaca referensi tentang tempat-tempat yang akan dikunjungi, khususnya Masjid Turen dan Makam Gusdur di Kompleks Pesantren Tebu Ireng Jombang. Cukup menarik saya untuk akhirnya memutuskan berangkat.
JEMBATAN SURAMADU
berangkat dari Rembang jam 10.00 malam, tepat pukul 03.00 dini hari tiba-tiba ada salah satu orang dalam bus teriak, Suramaduuu....!!!...wkwkwkk..bangunlah saya dan dari balik kaca bus saya melihat jalan tol Suramadu, yang tentu saja tidak banyak berbeda dengan jalan tol lainnya, karena memang jam 03.00 pagi belum ada matahari yang membuat terang bumi, sehingga lautan yang kami sebrangi tidak tampak sama sekali...wkwkwkk
karena tidak ada tujuan wisata ke Pulau Madura, soooo...bus berbalik arah dan berhenti di Kios Oleh-Oleh.
yang lain sudah ribut belanja, seperti biasa, saya bengong saja. memang jarang banget beli oleh-oleh, tapi kali ini super parah karena lagi bokek kelas kakap....wkwkwkkk. jadi lebih cermat mengeluarkan duit dari kandangnya.
yang lain puas belanja, perjalanan dilanjutkan ke tujuan selanjutnya yaitu Masjid Tiban di Turen Malang...dan saya pun melanjutkan tidur di dalam Bus.
MASJID TIBAN, TUREN-MALANG
Rabu, 10 Oktober 2012
Pasujudan Sunan Bonang
10 Oktober 2012
cukup lama saya terdiam sebelum mulai menulis perjalanan saya kali ini. masih tersisa setitik kekecewaan di hati saya. hehe
hmmm....mulai saja. ini menjadi bagian rencana saya untuk melakukan perjalanan religi WALI SONGO seperti apa yang sudah saya ceritakan di "Mimpi:Waali Songo"
terlepas dengan segala perdebatan dan perbedaan pendapat tentang lokasi makam Sunan Bonang yang sebenarnya, saya memilih perjalanan ini karena memang lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal saya. Masih di dalam kota Rembang. bersama teman saya, Maya.
Sampai di depan Gerbang Masuk Pasujudan Sunan Bonang, Saya liat sampah disana-sini dan bekas keramaian yang baru saja usai. Memang hanya sedikit orang yang berlalu lalang disekitar lokasi, tapi masih terlihat bekas-bekas acara besar baru dihelat disini. Terlihat juga satu Truk Polisi dan Awaknya masih terparkir di halaman depan. Saya dan Maya tidak langsung naik ke Pasujudan Sunan Bonang. Saya sempat melirik penunjuka arah sederhana menuju Makan Sunan Bonang. Dari situ saya tahu arah dan jarak ke makam 300 meter. melalui Jalan Kecil yang mungkin ga cukup untuk mobil, tapi cukup untuk Motor dua arah, dan kondisi jalan sudah bagus berupa cor beton, saya langsung meluncur ke lokasi. Sebelah kiri jalan, pemakaman umum dan sebelah kanan berupa pemukiman. Mengikuti penunjuk arah sangat memudahkan mencapai lokasi makam.
Tidak jauh berbeda dengan Makam-makam orang alim lainnya, berupa beberapa bangunan kecil yang disatukan dengan pagar dinding tinggi. Masuk Gerbang Makam, beberapa ibu2 sedang menyapu. semakin tampak jelas bahwa baru saja ada acara besar disini. Benar saja, seorang bapak-bapak tiba-tiba menyambut saya dengan pertanyaan (yang sudah saya terjemahkan ke bahasa Indonesia), "kok ketinggalan mba?", saya: "oh..tidak pak, saya tidak ketinggalan, saya memang baru datang". Dia bilang acara sudah selesai, dan dari dia saya tahu bahwa ini adalah Hari Rabu Legi, dan disini setiap bulan Selo (Dulkangidah) Hari Rabu Pahing sebagai acara haul Sunan Bonang. hmmmmm...benar juga kalo dibilang saya ketinggalan.. harusnya tadi ada moment bagus untuk saya Hunting Foto sekaligus mengenal budaya disini.... wkwkwkk. saya baru paham apa yang dimaksud Bapak itu setelah sampai rumah dan baca di blog ini http://mengenalrembang.blogspot.com/2011/05/pasujudan-sunan-bonang.html
cukup lama saya terdiam sebelum mulai menulis perjalanan saya kali ini. masih tersisa setitik kekecewaan di hati saya. hehe
hmmm....mulai saja. ini menjadi bagian rencana saya untuk melakukan perjalanan religi WALI SONGO seperti apa yang sudah saya ceritakan di "Mimpi:Waali Songo"
terlepas dengan segala perdebatan dan perbedaan pendapat tentang lokasi makam Sunan Bonang yang sebenarnya, saya memilih perjalanan ini karena memang lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal saya. Masih di dalam kota Rembang. bersama teman saya, Maya.
Sampai di depan Gerbang Masuk Pasujudan Sunan Bonang, Saya liat sampah disana-sini dan bekas keramaian yang baru saja usai. Memang hanya sedikit orang yang berlalu lalang disekitar lokasi, tapi masih terlihat bekas-bekas acara besar baru dihelat disini. Terlihat juga satu Truk Polisi dan Awaknya masih terparkir di halaman depan. Saya dan Maya tidak langsung naik ke Pasujudan Sunan Bonang. Saya sempat melirik penunjuka arah sederhana menuju Makan Sunan Bonang. Dari situ saya tahu arah dan jarak ke makam 300 meter. melalui Jalan Kecil yang mungkin ga cukup untuk mobil, tapi cukup untuk Motor dua arah, dan kondisi jalan sudah bagus berupa cor beton, saya langsung meluncur ke lokasi. Sebelah kiri jalan, pemakaman umum dan sebelah kanan berupa pemukiman. Mengikuti penunjuk arah sangat memudahkan mencapai lokasi makam.
Tidak jauh berbeda dengan Makam-makam orang alim lainnya, berupa beberapa bangunan kecil yang disatukan dengan pagar dinding tinggi. Masuk Gerbang Makam, beberapa ibu2 sedang menyapu. semakin tampak jelas bahwa baru saja ada acara besar disini. Benar saja, seorang bapak-bapak tiba-tiba menyambut saya dengan pertanyaan (yang sudah saya terjemahkan ke bahasa Indonesia), "kok ketinggalan mba?", saya: "oh..tidak pak, saya tidak ketinggalan, saya memang baru datang". Dia bilang acara sudah selesai, dan dari dia saya tahu bahwa ini adalah Hari Rabu Legi, dan disini setiap bulan Selo (Dulkangidah) Hari Rabu Pahing sebagai acara haul Sunan Bonang. hmmmmm...benar juga kalo dibilang saya ketinggalan.. harusnya tadi ada moment bagus untuk saya Hunting Foto sekaligus mengenal budaya disini.... wkwkwkk. saya baru paham apa yang dimaksud Bapak itu setelah sampai rumah dan baca di blog ini http://mengenalrembang.blogspot.com/2011/05/pasujudan-sunan-bonang.html
Langganan:
Postingan (Atom)