Senin, 22 Oktober 2012

Pantai Bandengan Jepara

22 Oktober 2012
17.35 WIB
malam sebelum berangkat ke Pantai Bandengan Jepara

lagi-lagi Trip dadakan. Urusan Pekerjaan yang mengharuskan berangkat ke Pantai Bandengan Jepara. dan saya masih sempar Hunting Referensi tentang Pantai ini. Bukan nama baru, karena sekitar tahun 2004 saya pernah tinggal di Jepara selama 1 semester tepatnya di Asrama Mahasiswa Keelautan UNDIP di Desa Teluk Awur Jepara. dan pantai ini sering dibicarakan di kalangan mahasiswa waktu itu, tapi saya tidak menyempatkan diri main ke Pantai ini.

dari yang saya baca di http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/148-pantai-tirta-samudera-jepara.html, sejarah pemberian nama Pantai Bandengan :

Sejarah Pantai Bandengan

Menurut kisah turun temurun, nama Pantai Bandengan pertama kali diberikan oleh putra Sunan Muria yaitu Amir Hasan saat akan berpergian mengembangkan ilmu agama ke Kepulauan Karimunjawa. Ketika sampai di pantai ini, mereka menemukan banyak Ikan Bandeng sehingga wilayah itu dinamakan Desa Bandengan. Pantai yang ada di desa tersebut akhirnya dinamakan Pantai Bandengan.
Di pantai ini juga menjadi tempat favorit Pahlawan Nasional yang memulai emansipasi wanita yaitu R.A. Kartini yang merupakan putri Bupati Jepara pada saat itu. R.A. Kartini sering berwisata ke pantai ini bersama para bangsawan Belanda pada masa itu.

wkwkwkwk...dan ternyata ada versi lain cerita tentang sejarah penamaan Pantai Bandengan ... ini dia, saya ambil dari http://www.ticjepara.com/2008/12/pantai-tirto-samudro-atau-yang-dikenal.html

Menurut catatan sejarah, pantai Bandengan ternyata masih terkait erat dengan kehidupan Pahlawan Nasional yang juga tokoh emansipasi wanita yaitu RA Kartini. Pantai ini menyimpan banyak kenangan manis buat putri Adipati Jepara kala itu. Gadis yang lincah dengan pangilan TRINIL ini semasa kecilnya sering sekali berwisata ke pantai ini bersama Bangsawan Hindia Belanda yaitu Ny. Ovink Soer (Isteri asisten residen) bersama suaminya. Pada saat liburan pertama menjelang kenaikan kelas, mereka selalu mengajak RA Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah untuk menikmati keindahan suasana pantai. Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak yang menggapai kaki mereka. Kepada Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut. Di jawab dengan singkat �Pantai Bandengan� kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan di Holland pun ada pantai yang hampir sama dengan Pantai Bandengan, hanya ada sedikit perbedaan bahwa airnya dingin namanya SCHEVENINGEN. Secara spontan Kartini menyela ��..kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan �KLEIN SCHEVENINGEN�. Berawal dari hal di atas, maka sampai sekarang Pantai Bandengan terkenal dengan sebutan KLEIN SCHEVENINGEN (bahasa Belanda : KLEIN berarti pantai dan SCHEVENINGEN yaitu nama pantai di negeri Belanda).

masih dari sumber yang sama, dilanjutkan dengan cerita ini yang mempunyai kesamaan dengan versi sebelumnya

 Sementara itu dikisahkan bahwa obyek wisata Pantai Bandengan memiliki keterkaitan dengan legenda asal usul Kepulauan Karimunjawa. Dalam legenda disebutkan bahwa karena terdorong rasa prihatin akan perilaku anaknya yang nakal/bandel, maka Sunan Muria memerintahkan puteranya yaitu Amir Hasan pergi ke utara menuju sebuah pulau yang nampak �kremun-kremun� dari puncak Gunung Muria. Kepergian ini dengan tujuan untuk memperdalam sekaligus mengembangkan ilmu agama. Kelak pulau yang dituju itu dinamakan Pulau Karimunjawa. Dalam perjalanan itu sampailah Amir Hasan di pantai yang banyak terdapat paya-paya dan ikan bandeng. Sampai sekarang tempat ini dinamakan Desa Bandengan dan pantai yang terletak di desa itu disebut pula Pantai Bandengan.

well...apapun ....kita lanjut saja

23 Oktober 2012
21.50 WIB, sepulang dari Pantai Bandengan Jepara
alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, perjalanan ke semarang dan lanjut ke Jepara dan sampai kembali ke rumah berjalan lancar.

saya dah ga sabar bagi cerita Trip ke Pantai Bandengan Jepara dan bagi foto-foto yang sempat saya ambil. tapi saya harus bersabar, karena belum bisa transfer file foto ke laptop, dan saya harus istirahat setelah perjalanan maraton dari  Trip Jawa Timur (Suramadu, Malang dan Jombang) , pulang, dan lanjut ke Jepara.

wkwkwkk...sampai ketemu besok.

24 Oktober 2012
siap upload foto dari Pantai Bandengan - Palm Beach Resort - Jepara



Dalam rangka Temu Responden Survey yang diselenggarakan Bank Indonesia Wilayah V Semarang, tempat saya kerja mendapat undangan mengikuti kegiatan tersebut. jadilah saya bersama 2 orang berangkat. saya berangkat dari Rembang jam 03.00 WIB, perlu perjuangan keras untuk menahan dingin mandi jam Dua dini hari. saya sempet menggigil kedinginan, tapi terbayar dengan perjalanan yang baru saja saya alami...wkwkwkwkwk

Saya harus menuju Semarang dulu karena semua Peserta harus Registrasi di Bank Indonesia dan rombongan diberangkatkan dalam 5 Bis menuju Jepara. Perjalanan dari Rembang ke Semarang cukup lancar mengingat budaya macet di titik-titik perbaikan jalan di Jalur Pantura. karena berusaha datang tepat waktu, bis pertama yang datang, tanpa pikir panjang, kami langsung naik. dan Bis Ekonomi tanpa AC antar provinsi yang hadir...wkwkkwkwk..bismillah..perjalanan lancar sampai di depan Terminal Terboyo Semarang. masuk taksi dan langsung menuju BI di daerah Pleburan.

Sampai di BI cukup pagi, Registrasi Ulang, Ganti baju dan sempat sarapan bubur ayam di depan BI. wkwkwkwk..singkat cerita berangkatlan rombongan dengan 5 unit Bus Pariwisata.

PALM BEACH RESORT - Pantai Bandengan Jepara



dari depan Palm Beach Resort tidak terlalu mencolok dan mewah. tapi setelah kita msuk, suasana nyaman mulai terasa. dan semakin dalam kita masuk, secuil Mahakarya Tuhan telah siap menyambut kita. hamparan pasir putih yang luas, air laut jernih dan membiru membentuk lekukan-lekukan indah di sepanjang pantai. rindangnya pohon palm dan beberapa pohon lain. langit biru yang luas. beberapa Boat bergoyang-goyang dimainkan ombak yang lembut. warna cerah dan kontras dari Banana Boat di tepi pantai. Indaaahhhhhhhhhhhhh............

Palm Beach Resort terletak tepat di sebelah kanan Tempat Wisata Pantai Bandengan Jepara. saya malah ga sempat masuk ke tempat wisata nya, tapi dari Resort ini saya masih bisa melihat beberapa kerumunan rombongan wisata di Pantai Bandengan. walaupun saya tidak masuk tempat wisatanya, saya yakin view dan fasilitas dari resort ini jauh lebih bagus. apalagi saya tidak perlu berdesakan dengan pengunjung lain dan harus terganggu dengan pemandangan kios-kios yang biasa ada di tempat wisata manapun. bukan masalah kemewahan fasilitasnya, tapi saya suka wisata alam yang masih alami. dan beruntunglah saya.....









Minggu, 21 Oktober 2012

JATIM (Suramadu,Masjid Turen,Jatim Park,Makam Gusdur)

ini Trip dadakan dan gratisan
ga perlu cerita kenapa bisa mendadak dan gratis....wkwkwkwk..... dapat jatah 2 kursi, akhire aku ngajak temen yang biasa nge-trip ma aku. namanya TUTIK .....

saat ditawari trip ini sebenarnya saya males banget, banyak alasan (padahal saya keranjingan Travelling). tapi karena beberapa alasan juga akhirnya saya menerima tawaran ini. Dan berangkatlah saya dan rombongan dari Rembang menuju Suramadu, Masjid Turen dan Jatim Park I (Malang) dan Makam Gusdur di Jombang.

walaupun mendadak saya sempat membaca referensi tentang tempat-tempat yang akan dikunjungi, khususnya Masjid Turen dan Makam Gusdur di Kompleks Pesantren Tebu Ireng Jombang. Cukup menarik saya untuk akhirnya memutuskan berangkat.

JEMBATAN SURAMADU

berangkat dari Rembang jam 10.00 malam, tepat pukul 03.00 dini hari tiba-tiba ada salah satu orang dalam bus teriak, Suramaduuu....!!!...wkwkwkk..bangunlah saya dan dari balik kaca bus saya melihat jalan tol Suramadu, yang tentu saja tidak banyak berbeda dengan jalan tol lainnya, karena memang jam 03.00 pagi belum ada matahari yang membuat terang bumi, sehingga lautan yang kami sebrangi tidak tampak sama sekali...wkwkwkk

karena tidak ada tujuan wisata ke Pulau Madura, soooo...bus berbalik arah dan berhenti di Kios Oleh-Oleh.

yang lain sudah ribut belanja, seperti biasa, saya bengong saja. memang jarang banget beli oleh-oleh, tapi kali ini super parah karena lagi bokek kelas kakap....wkwkwkkk. jadi lebih cermat mengeluarkan duit dari kandangnya.

yang lain puas belanja, perjalanan dilanjutkan ke tujuan selanjutnya yaitu Masjid Tiban di Turen Malang...dan saya pun melanjutkan tidur di dalam Bus.


MASJID TIBAN, TUREN-MALANG






Rabu, 10 Oktober 2012

Pasujudan Sunan Bonang

10 Oktober 2012

cukup lama saya terdiam sebelum mulai menulis perjalanan saya kali ini. masih tersisa setitik kekecewaan di hati saya. hehe

hmmm....mulai saja. ini menjadi bagian rencana saya untuk melakukan perjalanan religi WALI SONGO seperti apa yang sudah saya ceritakan di "Mimpi:Waali Songo"

terlepas dengan segala perdebatan dan perbedaan pendapat tentang lokasi makam Sunan Bonang yang sebenarnya, saya memilih perjalanan ini karena memang lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal saya. Masih di dalam kota Rembang. bersama teman saya, Maya.

Sampai di depan Gerbang Masuk Pasujudan Sunan Bonang, Saya liat sampah disana-sini dan bekas keramaian yang baru saja usai. Memang hanya sedikit orang yang berlalu lalang disekitar lokasi, tapi masih terlihat bekas-bekas acara besar baru dihelat disini. Terlihat juga satu Truk Polisi dan Awaknya masih terparkir di halaman depan. Saya dan Maya tidak langsung naik ke Pasujudan Sunan Bonang. Saya sempat melirik penunjuka arah sederhana menuju Makan Sunan Bonang. Dari situ saya tahu arah dan jarak ke makam 300 meter. melalui Jalan Kecil yang mungkin ga cukup untuk mobil, tapi cukup untuk Motor dua arah, dan kondisi jalan sudah bagus berupa cor beton, saya langsung meluncur ke lokasi. Sebelah kiri jalan, pemakaman umum dan sebelah kanan berupa pemukiman. Mengikuti penunjuk arah sangat memudahkan mencapai lokasi makam.

Tidak jauh berbeda dengan Makam-makam orang alim lainnya, berupa beberapa bangunan kecil yang disatukan dengan pagar dinding tinggi. Masuk Gerbang Makam, beberapa ibu2 sedang menyapu. semakin tampak jelas bahwa baru saja ada acara besar disini. Benar saja, seorang bapak-bapak tiba-tiba menyambut saya dengan pertanyaan (yang sudah saya terjemahkan ke bahasa Indonesia), "kok ketinggalan mba?", saya: "oh..tidak pak, saya tidak ketinggalan, saya memang baru datang". Dia bilang acara sudah selesai, dan dari dia saya tahu bahwa ini adalah Hari Rabu Legi, dan disini setiap bulan Selo (Dulkangidah) Hari Rabu Pahing sebagai acara haul Sunan Bonang. hmmmmm...benar juga kalo dibilang saya ketinggalan.. harusnya tadi ada moment bagus untuk saya Hunting Foto sekaligus mengenal budaya disini.... wkwkwkk. saya baru paham apa yang dimaksud Bapak itu setelah sampai rumah dan baca di blog ini http://mengenalrembang.blogspot.com/2011/05/pasujudan-sunan-bonang.html






Kamis, 04 Oktober 2012

WS 1- Sunan Drajat - Lamongan

Referensi yang saya baca sebelum perjalanan saya ke Makam Sunan Drajat, Desa Drajat, Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

http://jelajah-nesia.blogspot.com/2012/04/wisata-religi-di-makam-sunan-drajat.html

  • Sunan Drajat adalah putra dari Sunan Ampel dan diperkirakan lahir pada tahun 1470 masehi. Nama kecilnya adalah Raden Qasim, yang mendapat gelar Raden Syarifudin.
  • Dalam hidupnya, Sunan Drajat dikenal dengan filosofi dan jiwa kepedulian sosialnya pada warga yang tidak mampu. Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan itu terabadikan dalam sap Tangga ke tujuh dari tataran kompleks Makam Sunan Drajat dan Relief kayu yang di cungkup Makam.
  • Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang Wali yang membuat tembang ( lagu Jawa ) Mocopat yakni Pangkur yang dimainkan dengan seperangkat Gamelan yang disebut Singo Mengkok. Seperangkat gamelan Kuno Sunan Drajat itu kini tersimpan di Museum Sunan Drajat yang berada di kompleks makam Sunan Drajat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Drajat

Beliau sebagai Wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial, sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin. Ia terlebih dahulu mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam. Motivasi lebih ditekankan pada etos kerja keras, kedermawanan untuk mengentas kemiskinan dan menciptakan kemakmuran.
Usaha ke arah itu menjadi lebih mudah karena Sunan Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur wilayahnya yang mempunyai otonomi.
Sebagai penghargaan atas keberhasilannya menyebarkan agama Islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi warganya, beliau memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Patah Sultan Demak pada tahun saka 1442 atau 1520 Masehi.
[sunting]
Filosofi Sunan Drajat
Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan kini terabadikan dalam sap tangga ke tujuh dari tataran komplek Makam Sunan Drajat. Secara lengkap makna filosofis ke tujuh sap tangga tersebut sebagai berikut :
  1. Memangun resep tyasing Sasoma (kita selalu membuat senang hati orang lain)
  2. Jroning suka kudu éling lan waspada (di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)
  3. Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita - cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan)
  4. Mèpèr Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu)
  5. Heneng - Hening - Henung (dalam keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita - cita luhur).
  6. Mulya guna Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan salat lima waktu)
  7. Mènèhana teken marang wong kang wuta, Mènèhana mangan marang wong kang luwé, Mènèhana busana marang wong kang wuda, Mènèhana ngiyup marang wong kang kodanan (Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita)

Rabu, 03 Oktober 2012

Donor Darah + Lomba Mewarnai PAUD & TK

Minggu, 23 September 2012

kali kedua kegiatan Donor Darah yang saya adakan, sesuai dengan jadwal Donor Darah sebelumnya + 3 bulan, seharusnya dilaksanakan pada Juli 2012 tepatnya sebelum bulan Ramadhan. dari pihak PMI Rembang menyarankan saya untuk mengadakan Donor Darah yang kedua sebelum bulan Ramadhan karena Stock Darah di bulan tersebut biasanya menipis. tapi karena waktu itu saya lumayan sibuk dengan pekerjaan dan perjalanan saya keluar kota, dan dengan kondisi waktu persiapan yang terlalu sempit, 3 hari sebelum bulan puasa, saya tidak siap. sebenarnya saya juga sangat berat, karena memang beberapa kali teman PMI saya mengatakan bahwa sangat susah menjaga Stock Darah di PMI tetap Ok di Bulan Ramadhan. saya sempat membayangkan Pasien yang benar2 membutuhkan darah saat itu juga dan tidak dapat terpenuhi. mungkin kalau saya melebihkan usaha saya, saya bisa mendapatkan pendonor. tapi...ya sudahlah.

akhirnya 23 September 2012, Kegiatan Donor Darah yang kedua bisa terlaksana di Desa yang sama. walaupun memang hasilnya menurun. kami cuma bisa mendapatkan 10 kantong darah. padahal sebelumnya sampai 15 kantong darah. jumlah calon pendonor yang saya undang bertambah, tapi karena beberapa orang berasa di luar kota, sedang bekerja, atau kondisi badan tidak memenuhi syarat untuk donor, hasilnya 10 kantong darah terkumpul. alhamdulillah


Donor Darah + Pengobatan Gratis Lansia

Minggu, 29 April 2012

Kali pertama Kegiatan Donor Darah yang saya adakan pada tanggal 29 April 2012 dibarengi dengan Pengobatan Gratis untuk Lansia di Desa tempat saya dibesarkan. Alhamdulillah, Kegiatan yang saya lakukan dan bekerja sama dengan PMI Rembang waktu itu bisa mengumpulkan 15 Kantong Darah. Kegiatan sosial Swadaya hasil patungan saya dan teman saya dan bantuan sukarela dari salah satu teman Dokter saya serta bantuan dari Remaja Karang Taruna berjalan dengan baik. walaupun memang tidak meriah, karena memang bukan kegiatan hiburan. sekitar 30 orang lansia datang untuk memeriksakan kesehatan dan mendapatkan obat gratis.

karena sebelumnya saya tidak menulis tentang Kegiatan Donor Darah yang pertama sekaligus Pengobatan Gratis untuk Lansia yang dilaksanakan tanggal 29 April 2012, disini sedikit saya laporkan....(bergaya sok reporter)

kenapa Donor Darah?

sebelumnya sejak tahun 2010, saya rutin donor darah. tapi setelah tahu bahwa darah saya tidak layak di donorkan, saya jadi agak sedih. dari sini dan memang karena saya ingin ikut kegiatan sosial, jadi akhirnya saya memutuskan untuk mencari Pendonor. kalaupun saya tidak bisa mendonorkan darah saya, saya sangat berharap bisa mengajak orang lain donor darah. akhirnya setelah curhat ke beberapa kawan saya, akhirnya muncul ide mengadakan kegiatan Donor Darah dan Pengobatan Gratis untuk Lansia. karena keterbatasan Dana dan Tenaga, Pengobatan Gratis hanya untuk Lansia, bukan umum. saya berharap suatu saat nanti bisa mengadakan pengobatan gratis untuk umum.

atas bantuan tenaga dan buiaya dari kawan saya seorang Dokter dan Perawat, dan hasil kerjasama dengan Pemuda Karang Taruna setempat, kegiatan ini bisa terlaksana. 


Selasa, 02 Oktober 2012

mimpi : WALI SONGO

anehkah judulnya?

apa yang saya tulis di blog ini biasanya adalah hasil perjalanan saya yang telah saya lakukan. tapi kali ini, judul entri baru saya adalah "mimpi : WALI SONGO".. kata mimpi di depan menunjukkan bahwa apa yang saya tulis ini masih berupa mimpi/ Rencana Perjalanan saya selanjutnya.

sudah banyak saya dengar dan lihat beberapa rombongan dari kampung-kampung di sekitar tempat saya tinggal melakukan perjalanan wisata religi Ziarah Wali Songo, tapi belum sekalipun saya ikut perjalanan seperti ini.

berhubung hobby say travelling khususnya naik motor, bukan angkutan umum atau rombongan, saya langsung punya ide untuk melakukan perjalanan wisata semacam itu dengan naik motor. perjalanan ini mungkin tidak bisa saya lakukan sekaligus dalam satu waktu, mengingat makam dan peninggalan Wali Songo yang tersebar di 8 kota Kabupaten di Pulau Jawa yang terpisah di 3 Provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. bisa saja perjalanan ini akan tuntas, lengkap sembilan wali, selama setahun. wkwkwkk..saya tidak membuat target waktu, tapi saya niat. wkwkwkwkk

masalah waktu, tenaga dan biaya menjadi pertimbangan utama. dalam waktu dekat mungkin saya dapat menjangkau Makam dan peninggalan Wali di Provinsi Jawa Tengah (Demak, Kudus, dan Jepara) dan beberapa di Provinsi Jawa Timur (Tuban dan Lamongan). saya harus memilih waktu yang tepat karena saya punya jadwal bekerja, dan mencari teman perjalanan.

selama saya merencanakan tempat tujuan pertama yang akan saya kunjungi, saya akan mempelajari tentang kesembilan wali ini dan kota yang akan saya tuju. selain mengunjungi makan dan peninggalan wali tersebut, saya berniat mampir di beberapa wisata alam di kota yang saya kunjungi. sekilas tentang wali songo saya dapat dari http://tempatwisata.web.id/daftar-tempat-wisata-agama-islam-makam-wali-songo.html

Makam anggota Wali Songo berada di Pulau Jawa dan tersebar di tiga provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sebuah perjalanan tour wisata agama dengan tujuan ziarah makam Wali Songo biasanya dilakukan secara berurutan selama 7 hari mulai dari Jawa Timur sampai Jawa Barat, maupun arah sebaliknya. Melalui artikel berikut ini saya merangkum kunjungan menuju 9 makam anggota Wali Sembilan yang pernah saya lakukan.

1. Surabaya: Makam Sunan Ampel

Makam Sunan Ampel berada di Kota Surabaya, Jawa Timur, tepatnya di Jalan Nyamplungan. Salah satu tempat wisata di Surabaya ini ramai dikunjungi warga muslim karena lokasinya yang berada di tengah kota dan didukung jalur transportasi yang lancar. Makam Sunan Ampel berada dalam kawasan wisata budaya Surabaya, berdekatan dengan area pecinan Kya Kya Kembang Jepun dan Kampung Arab.

2. Gresik: Makam Sunan Giri dan Syekh Maulana Malik Ibrahim

Kota Gresik memiliki keistimewaan memiliki dua makam anggota Wali Songo, yaitu Sunan Giri dan Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik). Makam Sunan Giri berada di puncak sebuah bukit di daerah Kebomas, sedangkan makam Syekh Maulana Malik Ibrahim berada tak jauh dari alun-alun Kota Gresik, Jawa Timur. Keduanya menjadi daya tarik wisata di Kota Gresik sehingga wisata kuliner Gresik ikut dikenal masyarakat luas.

3. Lamongan: Makam Sunan Drajat

Sunan Drajat menyiarkan agama Islam di sekitar wilayah Lamongan. Setelah beliau meninggal, Sunan Drajat dimakamkan di daerah Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Tempat wisata di Lamongan tersebut berada pada bukit dengan dikelilingi pepohonan yang luas. Untuk pengenalan sejarah budaya bagi dunia pendidikan, di sekitar makam Sunan Drajat dibangun Museum Sunan Drajat dan bisa diakses masyarakat umum secara gratis.

4. Tuban: Makam Sunan Bonang

Sebenarnya terdapat beberapa versi cerita mengenai sejarah makam Sunan Bonang. Ada yang mengatakan Sunan Bonang dimakamkan di 3 lokasi, yaitu Rembang, Tuban, dan Pulau Bawean. Namun sebagian besar ulama dan ahli sejarah setuju bahwa makam asli Sunan Bonang berada di kota Tuban, Jawa Timur. Makam tersebut berada di sebelah barat Masjid Agung Tuban, tepat di salah satu sisi alun-alun Kota Tuban.

5. Kudus: Makam Sunan Kudus

Sesuai namanya, makam Sunan Kudus berada di Kota Kudus, Jawa Tengah. Lokasi makam tak jauh dari Masjid Kudus yang memiliki menara mirip bangunan candi Hindu. Makam Sunan Kudus berada pada daerah dataran rendah sehingga lokasinya mudah dijangkau para wisatawan yang ingin mendoakan. Salah satu tempat wisata di Jawa Tengah ini ramai dikunjungi wisatawan melalui paket wisata Wali Songo.

6. Jepara: Makam Sunan Muria

Makam Sunan Muria berada tepat di puncak Gunung Muria. Saya sendiri ragu menentukan apakah lokasi makam berada di Jepara atau masih masuk wilayah Kudus. Namun sebagian besar literatur menyatakan bahwa makam tersebut berada di kawasan Jepara. Sebelum mencapai obyek wisata di Jawa Tengah ini, wisatawan harus menguji mental dan fisik untuk melewati jalur mendaki dan terjal menuju lokasi makam. Untungnya sudah ada layanan ojek yang mendukung kegiatan liburan ini.

7. Demak: Makam Sunan Kalijaga

Kota Demak bukan hanya terkenal dalam bidang sejarah budaya karena pernah berdiri Kerajaan Islam Demak. Disana juga terdapat makam Sunan Kalijaga (dalam bahasa setempat disebut Sunan Kalijogo). Lokasi makam agak ke daerah pinggiran kota Demak. Jarak makam Sunan Kalijaga dan kompleks pemakaman keluarga Kerajaan Demak bisa ditempuh dengan naik mobil selama kurang lebih 15 menit. Inilah salah satu obyek wisata di Jawa Tengah yang memiliki nuansa Jawa yang sangat kental.

8. Cirebon: Makam Sunan Gunung Jati

Bagian paling barat dari makam-makam anggota Wali Songo adalah makam Sunan Gunung Jati. Lokasi makam berada di salah satu daerah di kota Cirebon, Jawa Barat. Makam Sunan Gunung Jati berhiaskan ornamen dan piring antik dari China. Menurut sejarah yang beredar di masyarakat, Sunan Gunung Jati semasa hidupnya pernah menikahi Putri Ong Tien dari China sehingga budaya Tiongkok tampak dalam peninggalan sejarah di Cirebon.

Itulah delapan kota yang menjadi lokasi pemakaman para tokoh Wali Songo. Berlibur dan mengunjungi tempat-tempat wisata menarik di Indonesia bukan hanya untuk tujuan bersenang-senang. Kegiatan travelling juga bisa menjadi media pendidikan yang bagus untuk mengenalkan kekayaan budaya bangsa sekaligus menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam diri kita. Ayo berlibur keliling Indonesia!


dari salah satu blog yang saya baca, bicara soal lokasi Makam Sunan Bonang yang masih simpang siur antara di Desa Bonang Rembang - Jawa Tengah atau di Tuban - Jawa Timur. http://informasi-budidaya.blogspot.com/2011/11/wisata-religi-perlu-data-empiris.html mengatakan bahwa "Pemkab Rembang telah lama ingin mengembangkan prosesi penjamasan bende bicak menjadi wisata religi komperhensif dengan aneka kegiatan, termasuk didalamnya ziarah ke makam Sunan Bonang. Namun karena sampai saat ini keberadaan makam yang sebenarnya masih simpang siur apakah di Bonang-Rembang atau di Tuban-Jawa Timur, maka perlu dicari bukti empiris terkait tempat terakhir peristirahatan salah satu tokoh wali songo tersebut.". saya sama sekali tidak berniat ikut-ikutan mencari bukti atau apapun tentang kebenaran lokasi Makam Sunan Bonang...wkwkwkk..hanya saja, karena Desa Bonang masih berada di wilayah Kota Rembang dimana saya juga tinggal, saya jadi tertarik untuk mengunjungi peninggalan/ Makam tersebut. semata-mata karena jaraknya yang dekat dan untuk menambah informasi. saya juga sering melihat rombongan peziarah di sekitar Wisata Bonang setiap kali saya lewat daerah ini. sering penasaran, tapi saya belum menyempatkan diri mampir ke tempat ini.

beberapa tulisan dari blog-blog lain sengaja saya tampilkan disini sebagai referensi tambahan. saya sebutkan web nya sebagai bentuk sopan santun dan menjauhkan dari usaha plagiat. satu informasi lagi saya ambil dari http://www.seasite.niu.edu/indonesian/islam/Bonang.htm yang memberikan informasi tentangh Sunan Bonang.

di blog tersebut ditulis seperti dibawah ini :

Sunan Bonang


Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban.

Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta. Setelah cukup dewasa, ia berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok Pulau Jawa. Mula-mula ia berdakwah di Kediri, yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu. Di sana ia mendirikan Masjid Sangkal Daha.

Ia kemudian menetap di Bonang -desa kecil di Lasem, Jawa Tengah -sekitar 15 kilometer timur kota Rembang. Di desa itu ia membangun tempat pesujudan/zawiyah sekaligus pesantren yang kini dikenal dengan nama Watu Layar. Ia kemudian dikenal pula sebagai imam resmi pertama Kesultanan Demak, dan bahkan sempat menjadi panglima tertinggi. Meskipun demikian, Sunan Bonang tak pernah menghentikan kebiasaannya untuk berkelana ke daerah-daerah yang sangat sulit.

Ia acap berkunjung ke daerah-daerah terpencil di Tuban, Pati, Madura maupun Pulau Bawean. Di Pulau inilah, pada 1525 M ia meninggal. Jenazahnya dimakamkan di Tuban, di sebelah barat Masjid Agung, setelah sempat diperebutkan oleh masyarakat Bawean dan Tuban.

Tak seperti Sunan Giri yang lugas dalam fikih, ajaran Sunan Bonang memadukan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. Ia menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat juga mengenal Sunan Bonang sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di tempat-tempat gersang.

Sunan Bonang banyak melahirkan karya sastra berupa suluk, atau tembang tamsil. Salah satunya adalah "Suluk Wijil" yang tampak dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr (wafat pada 899). Suluknya banyak menggunakan tamsil cermin, bangau atau burung laut. Sebuah pendekatan yang juga digunakan oleh Ibnu Arabi, Fariduddin Attar, Rumi serta Hamzah Fansuri.

Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang.

ada informasi yang menurut saya sedikit unik dari sebuah postingan di kaskus saat saya mencari info tentang makam Putri Sempa yang ada di Pasujudan Sunan Bonang di Desa Bonang, Rembang.

http://www.kaskus.co.id/showpost.php?p=544152467&postcount=375, tertulis sebagai berikut :

" Di atas bukit ketinggian 500 meter itu sejarah Islam Jawa kembali terkuak. Puncak bukit di kawasan Binangun ini adalah bekas petilasan, atau pasujudan Bong Tak Ang salah seorang anggota Walisongo yang meninggal tahun 1525 Masehi pada umur 60 tahun. Sebagian orang menganggap ini adalah kuburannya, tetapi data yang paling valid ini hanyalah sebuah petilasan, tempat persemediannya. Kuburan Bong Tak Ang sendiri berada di tengah Kota Tuban Jawa Timur. Di puncak bukit itu juga terdapat makam Putri Campa Ibunya. Pada situs itu tertulis tarikh Jawa 1370 (1448 Masehi). Putri Campa ini bernama Andarawati, istri dari Bong Swie Ho seorang Wali Songo senior di Surabaya. Kabarnya makam Putri Campa tidak berada di bukit itu, tetapi di Dukuh Unguh-Unguhan, Trowulan Jawa Timur. Bong Tak Ang memindahkan makam Ibunya itu karena (menurut sejarahwan Graaf dan Pideaud) saat itu terjadi perampasan barang-barang berharga milik kerajaan Demak yang sedang diserang Mataram. "

saya katakan menarik, dari referensi sebelumnya nama sunan bonang, ayah (Sunan Ampel) dan kakeknya Syeh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) mempunyai nama seperti keturunan dari Arab, sedangkan referensi yang terakhir ini nama-nama yang muncul seperti orang-orang keturunan Tionghoa. Tetapi jelas yang dibahas disini sebagai Bong Tak Ang adalah anggota Wali Songo yang ayahnya seorang Wali Songo Senior di Surabaya (Sunan Ampel). sedangkan ibunya yang disebut Putri Campa, di referensi sebelumnya adalah istri Sunan Ampel yang bernama Nyi Ageng Manila. saya agak bingung, tapi saya menikmati keunikan ini..wkkwkwkwkk


Minggu, 30 September 2012

TUBAN (Pantai Sowan, Kwan Sing Bio & Goa Akbar)

16 September 2012

bersama tiga orang temanku, maya,tutik dan angel.
Tuban merupakan Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan kota Rembang (Jawa Tengah). Kota Kabupaten tetangga, tapi selama ini ga kepikiran buat main kesono. dan akhirnya setelah melihat tayangan tentang GOA AKBAR di salah satu stasiun TV, langsung menginspirasi. Selain jaraknya yang relatif dekat dengan Rembang sehingga bisa sekali jalan dan ga perlu repot-repot cari tumpangan menginap, ternyata Tuban merupakan kota yang layak dikunjungi karena wisata alam dan budaya nya yang menarik. Sebut saja Goa Akbar, Kelenteng, Makam Sunan Bonang dan lain-lain.

Perjalanan ke Tuban dari Rembang, sepanjang jalan kita banyak dimanjakan dengan pemandangan Laut Jawa, karena sebagian besar Jalan Raya Rembang-Tuban berada tepat dipinggir pantai Laut Jawa. tapi hati-hati, jangan terlena dengan pemandangan alamnya, karena beberapa jalan bergelombang banyak kita temui setelah masuk wilayah Provinsi Jawa Timur, tepatnya sekitar 5 - 10 km dari Gerbang perbatasan Jateng-Jatim.





Di Gerbang Perbatasan Jateng-Jatim, tepat disebelah timur Kecamatan Sarang (Rembang), aku dan teman-teman sempat berhenti untuk istirahat Sarapan sambil menikmati Matahari Pagi dan Angin Laut. dan yang pasti, Hunting Foto....


setelah cukup mengisi energi dan lumayan capek nunggu orang2 narsis pada foto, karena masih cukup pagi, perjalanan dilanjutkan. tidak langsung ke Tuban, kali ini rombonganku memutuskan untuk mampir ke Pantai Sowan.

PANTAI SOWAN


kami berempat sampai di Tempat Wisata Alam ini sekitar jam 08.00 dan terlihat sepi waktu kami sampai di Gerbang Masuk Wisata Pantai Sowan ini. bahkan tidak ada penjaga di Loket Karcis. Palang Gerbang Masuk masih terpasang dan terpaksa dengan sedikit usaha membungkuk untuk melewatkan badan sekaligus motor.

Dari Gerbang masuk sampai tepat di pinggir pantai Sowan, kami harus melewati semacam hutan kecil dengan satu jenis pohon. sempat kami melewati bangunan milik Perhutani yang terlihat sepi juga. akses jalan menuju Pantai Sowan di hutan ini hanya berupa jalan setapak dan masih berupa tanah dan batuan. karena masih musim kemarau, jadi kami ga perlu direpotkan dengan tanah becek dan licin.

sekitar 700 meter dari pintu masuk, tanda-tanda, aroma dan suara air laut sudah mulai terasa. dan benar saja, pantai Sowan ada di depan mata.





yang membuat saya suka pantai ini adalah
  1. masih sangat alami, saya ga perlu stres liat terlalu banyak orang berlalu lalang di tempat ini. saya juga ga perlu memalingkan muka saya dari memandang indahnya alam ke tempat makan atau kios-kios penjual souvenir, dll
  2. banyak pohon. salah satu alasanku kadang males main ke pantai adalah identik dengan tempat terbuka tanpa pemandangan hijau. tapi disini, bahkan saat kita baru masuk dan bahkan saat puncak musim kemarau kita masih bisa menikmati banyak pohon. walaupun memang bisa dibilang tidak berdaun, tetapi karena rapatnya pohon-pohon disini dan panjangnya ranting-ranting, menciptakan eksotisme alam tersendiri.
  3. pantai berbatu. karakteristik kebanyakan pantai di Laut Utara adalah landai dan berpasir. dan aku suka tempat ini karena pantainya berbatu dan menjorok kebawah dari daratan. sayang, aku ga sempet turun ke laut... karena harus melanjutkan perjalanan, jadi ga sempet ngrasain air laut Pantai Sowan, asin atau manis? ..wkwkwkwkk
  4. bersih. aku ga banyak liat sampah plastik dan kertas berserakan di tempat ini. apakah selalu dibersihkan? atau sedikit pengunjung? ...mmm...apapun itu, BERSIH. aku suka


sampai akhirnya kami memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan dan meninggalkan Pantai Sowan, pada saat melewati Pintu Gerbang Masuk yang sekaligus sebagai pintu keluar, tidak juga kami temukan petugas ataupun pengelola Pantai ini. dan ini berarti kami tidak perlu membayar tiket masuk dan parkir motor. tapi sebelum saya kabur sambil kegirangan karena dapet gratisan, saya sempat memotret harga Tiket Masuk ke tempat wisata ini sebagai oleh-oleh buat kawan-kawan yang ingin berkunjung ke tempat ini.



Tiket Masuk 3.000/orang
motor 1.000 dan mobil 2.000
murah meriah yaaaa
silahkan datang
SALAM CINTA INDONESIA

lanjutkan perjalanan ke >>>>> Klenteng Kwan Sing Bio











KLENTENG KWAN SING BIO


Jalan Masuk dari Samping

Lokasi Klenteng ini sangat mudah dicapai. cukup mengikuti Jalan Pantura masuk ke Kota Tuban, dan anda pasti melewati Klenteng ini, terletak di selatan jalan yang berseberangan langsung dengan Laut Jawa (Menghadap Laut Jawa). dan ternyata seperti apa yang saya baca dari http://travel.detik.com/read/2012/02/25/000634/1851222/1025/klenteng-kwan-sing-bio-sang-penantang-laut-utara , Klenteng Kwan Sing Bio ini merupakan satu-satunya klenteng di Indonesia yang menghadap ke laut. Keberadaannya yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa kelenteng ini kuat. Bahkan, banyak yang mengatakan tempat ibadah ini keramat maka jangan heran bila bengunan ini banyak menarik perhatian orang khususnya yang beragama Tionghoa.

Lokasi yang cukup luas dan warna yang mencolok dan patung Kepiting besar di atas Gerbang masuk klenteng ini menambah kemudahan menemukan lokasi Klenteng ini. Setelah melewati Pos Satpam untuk meminta ijin berkunjung dan sedikit urusan Administrasi, anda akan bebas menikmati wisata Budaya dan Agama di Klenteng ini, tentunya dengan tidak mengganggu Masyarakat Tionghoa yang sedang sembahyang disini.


Bangunan Utama
saya dan teman-teman masuk melalui jalan masuk di bangunan samping kiri (karena kami harus mencari toilet untuk memenuhi hajat, wkwkwk). dari bangunan ini kita akan dimanjakan dengan gambar-gambar timbul di dinding berukuran besar berupa Peta Indonesia, Peta RRC, Tembok Besar Cina dan Candi Borobudur. perpaduan antara Budaya Indonesia dan China. Ukuran gambar timbul dan besar yang hampir memenuhi dinding, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk berfoto. kami dan teman-teman selain berfoto, juga sempat meneliti beberapa tempat dan pulau-pulau di Indonesia dari peta raksasa ini. wkwkwkk

Dinding bergambar Peta Indonesia
Bandingkan dengan ukuran penampakan ini..wkwkwk



sebenarnya berkunjung ke klenteng ini bukan tujuan utama perjalanan kami ke Tuban. ide ini mendadak muncul saat saya dan teman-teman ngobrol sambil istirahat di perbatasan Jateng-Jatim. Dan ternyata tidak rugi kami menyempatkan waktu singgah di tempat ini. tentu saja karena tidak direncanakan sebelumnya, saya ga sempat membaca referensi tentang klenteng ini. baru setelah saya mulai menulis hasil perjalanan saya, saya googling dan mendapat informasi ini dari http://wisatakuliner.com/kuliner/tempat-wisata/item/klenteng-tuban-kwan-sing-bio.html

Konon, klenteng ini merupakan sebuah tempat pemujaan kecil milik sebuah keluarga berkewarganegaraan Cina yang merantau ke Indonesia. Keluarga tersebut pernah tinggal di Desa Tambakboyo, sekitar ±30 km arah kota Tuban. Diperkirakan, sekitar 200 tahun yang lalu tempat pemujaan itu akan dipindahkan ke daerah timur. Tapi sesampainya di Tuban, kapal yang membawa Kongco Kwan Sing Tee Koen dan bahan-bahan dari pembongkaran rumah pemujaan mendadak berhenti. Segala upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahannya, tapi tidak ada hasil yang didapatkan. Pada akhirnya, seluruh awak kapal mengambil keputusan untuk melakukan ritual pue yang bertujuan untuk meminta petunjuk dari Dewa. Setelah melakukan ritual tersebut, akhirnya Kongco Kwan Sing Tee Koen beserta bahan-bahan dari pembongkaran diturunkan untuk membangun klenteng di wilayah tersebut dengan nama “Klenteng Kwan Sing Bio”.

Sebenarnya Klenteng Kwan Sing Bio memilki beberapa arsip yang berisi tentang sejarah berdirinya Klenteng Kwan Sing Bio, akan tetapi arsip tersebut terbakar pada saat zaman penjajahan. Hingga saat ini, sejarahnya sendiri merupakan cerita yang diceritakan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, untuk mengetahui tahun berdirinya Klenteng Kwan Sing Bio secara pasti cukup sulit. Pada masa Orde Baru, klenteng ini merupakan sebuah rumah ibadah yang diperuntukkan bagi tiga umat agama. Oleh karena itu, klenteng ini sering dikenal dengan nama TITD (Tempat Ibadah Tri Dharma), yaitu umat Budha, Taoisme dan Konghucu.

saat istirahat setelah berkeliling di area klenteng ini, saya sempat duduk bersama salah satu penjaga Klenteng. dari Bapak ini saya mendapat informasi tentang umat yang sembahyang di tempat ini yaitu Budha, Taoisme dan Konghucu. selebihnya saya cuma dinasehati untuk tidak memotret masyarakat yang sedang sembahyang (setelah memergoki saya memotret dua orang yang lagi sembahyang...wkwkwk...maaf)



Tidak banyak informasi yang saya dapat dari Petugas-petugas maupun umat tentang Klenteng ini. karena memang waktu yang terbatas dan saya tidak mau mengganggu mereka yang sedang sembahyang dengan pertanyaan-pertanyaan. saya hanya bisa memperhatikan mereka sembahyang sambil beberapa kali mengambil gambar patung-patung yang mungkin dewa mereka.


Banyak Relief dan patung-patung berukuran besar bisa dijumpai disini. Aroma asap dupa semakin menusuk di dekat bangunan utama tempat sembahyang. beberapa lilin berukuran besar menyala, dan kertas-kertas berwarna kuning sebagai simbol uang dibakar.





GOA AKBAR

Akhirnya sampai di tempat tujuan utama trip kali ini. Goa Akbar

Minggu, 26 Agustus 2012

Next Trips

Next Trips
  1. Arung Jeram di Magelang
  2. Dieng Plateu (Wonosobo)
  3. Kawah Ijen (Banyuwangi)
  4. Wali Songo by Motorcycle

Jumat, 20 Juli 2012

ROFKW4 Lokal

ada apa di Rembang ?
  1. Dampo Awang Beach (Taman Kartini)
  2. Pantai Bonang
  3. Pantai Tasikharjo
  4. Kolam Renang Mantingan
  5. Makam Pahlawan RA. Kartini - Bulu Mantingan
  6. Embung Lodan - Sedan
  7. Embung Panohan - Gunem
  8. Embung Banyu Kuwung - Sudo
  9. Sumber Semen - Sale
  10. Vihara - Lasem
  11. Pantai Caruban

ROFKW4 eps-3

Juli 2012

  1. Masjid Raya Bandung - Jawa Barat
  2. Gedung Sate - Gazebo
  3. Tangkuban Parahu - Lembang
  4. Kawah Putih - Ciwidey
  5. Jalan DAGO

Kamis, 19 Juli 2012

ROFKW4 eps-2

Juni 2012

  1. Masjid Agung Jawa Tengah
  2. Vihara Buddhagaya - Watugong
  3. Lawang Sewu
  4. Tugu Muda
  5. Bromo - Jawa Timur

ROFKW4 eps-1

Mei 2012

  1. Ketep Pass - Magelang
  2. Borobudur - Magelang
  3. Air Terjun Sri Gethuk - Gunung Kidul
  4. Goa Pindul - Gunung Kidul
  5. Around Jogjakarta 


Selasa, 17 Juli 2012

KAWAH PUTIH - CIWIDEY

15 Juli 2012
hari terakhir perjalanan pertamaku ke Bandung, sambil menunggu jadwak keberangkatan Bandung Ekspress jurusan Rembang jam 18.00 WIB, kumanfaatkan buat main ke Ciwidey .... KAWAH PUTIH

masih tetep dengan honda beat pinjeman berangkat dari Perumahan Cicukang Indah (sekitar Landasan Udara Sulaiman) bersama temen semasa kuliah, berangkatlan ke Ciwidey. melewati daerah Soreang, macet di daerah pasar tumpah. seperti biasa dengan memperhatikan petunjuk jalan ke arah Ciwidey, perjalanan lancar dan sampai lah di daerah Ciwidey. mata mulai dimanjakan dengan pemandangan pegunungan di kanan jalan, gunung-gunung berbentuk menyerupai primas, sebelah kiri jalan kebun teh berundak-undak, udara dingin. brrrrr...senengnyaaaa......aku masih tetep bisa menikmati pemandangan sambil nyetir motor. biar aman, pelan-pelan saja...hehe

mendekati Lokasi Wisata Kawah Putih Ciwidey kami beberapa kali melihat spanduk bertuliskan Festival Kawah Putih, tepat hari ini tanggal 15 Juli 2012..wow..ada acara disitu, ups...sempet deg-degan juga takut kalo lokasi wisata ditutup untuk umum. karena ada Rombongan Gubernur Jawa Barat juga.....

tapi ga langsung menyerah, kami tetap melaju kendaraan sampai ke lokasi Wisata Kawah Putih Ciwidey...
di sini sudah mulai ramai, kira-kira 1 jam 15 menit perjalanan dari lanud Sulaiman tepat pukul 09.15 WIB sampai di lokasi. masuk pintu gerbang ga sempet foto, langsung cari tiket karcis. sempet bingun karena dialihkan jalurnya oleh petugas disitu. masuk tempat parkir dulu, baru beli tiket. dan ternyata, menurut cerita temen yang sudah 2 kali ke tempat ini, sebelumnya kendaraan bermotor boleh naik sampai tepat di lokasi kawah. tapi kali ini, pengunjung harus memarkir kendaraan di bawah, dan untuk menuju lokasi kawah harus naik Ontang-Anting (semacam angkot)..... mmmm OK lah. sempet nanya ke petugas juga kenapa sekarang ga boleh naik pake motor, dia bilang banyak terjadi kecelakaan, karena jalannya banyak tikungan tajam dan menanjak.


Add caption



setelah beres urusan karcis, kami langsung ngantri untuk naik Ontang-Anting. lucu juga, semacam angkot tapi terbuka, cuma kelihatan rangka dan tempat duduk. jalan sekita 500 meter, benar saja, jalannya nanjak dan banyak belokan tajam. suara mesin Ontang-Anitng meraung-raung dibelakang, kebetulan kami milih duduk paling belakang. kendaraan yang muat sekitar 12 orang ini menjadi kendaraan khas di Kawasan Wisata Kawah Putih. sempet bersyukur juga sih karena ga boleh naik pake motor, coba kalo pake motor, kasian tuh si Honda Beat, beban berat, jalan menanjak dan belokan tajam...wkwkwkwk...
Mushola
Toilet
sampai di lokasi Kawah Putih setelah perjalanan menanjak dan menikung sekitar 2 km. ehm..ehm..toilet mana nih...udara dingin merangsang pengen pipis mulu... hmmm toiletnya bersih, jangan lupa seperti biasa Rp. 2.000,-. sip..sebelum turun ke Kawah Putih, di pelataran ada semacam pertunjukan tari dan di atas panggung kecil sekumpulan orang tua memakai baju adat jawa barat serba hitam, juru kunci Kawah Putih mungkin, sedang menunggu acara dimulai. huft..dah ikut nunggu sekitar 20 menit, belum mulai juga. biasa lah urusan ma pejabat semua acara molornya bisa mpe 3 jam. haiiikkkkk



turun ke Kawah Putih. jalan melalui tangga menurun. dari sini sudah mulai terlihat kawah berwarna hijau pucat dan putih....hmmm...tapi mata saya tertegun lihat tebing yang menjulang tinggi di ujung kawah...Allahuakbar.... langitnya biru banget, awannya putih bersih, tebing besar dan tinggi, dibawah kawah putih yang bersih...
indaaahhhnyaaaaaa...indonesia ku...

hmmm...tempatnya bersih, dimana2 ada petugas kebersihan memakai baju warna oranye mencolok dengan tulisan-tulisan unik di belakangnya. aku ga tahu memang kesehariannya tempat ini dijaga kebersihannya seperti ini atau memang pas hari ini saja mengingat ada Festival Kawah Putih atau semacam Ritual Budaya dan dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat. 







sesajen
selama menuruni tangga menuju kawah putih, disebelah kiri terdapat gazebo kecil yang berisi beberapa jenis makanan, semacam simbol laki-laki dan perempuan, dan kulintang. dari cara peletakkanya mirip sesajen. sayang ga ada petugas di sekitar situ untuk diminta penjelasan. pengen nyomot jajanannya, tapi ga berani..xixixii





sampailah kami dipinggir Kawah Putih, udara dingin dari arah kawah terus menerpa...wkwkwkwk....
alhamdulillah matahari datang dan tidak mendung, jadi sedikit terhangatkan. ambil gambar disana-sini, menikmati indahnya pemandangan..... langitnyaaaa......biiiruuuuu, bersih ... subhanallah




sekitar 30 menit aku menikmati Kawah Putih. tempatnya tidak terlalu luas untuk dikelilingi dibanding perjalananku ke Tangkuban Parahu. jadi ga terlalu menguyras energi dan fokus di satu tempat saja. beberapa peringatan dipasang di sana sini untuk tidak masuk ke dalam kawah putih apalagi mandi. waktu kunjungan pun disarankan tidak lebih dari 30 menit. alasan kenapa ?  mungkin udara di sekitar Kawah Putih yang ga bagus untuk kesehatan. kurang tahu juga. sempet juga lewat di salah satu Goa kecil dan lagi-lagi peringatan untuk tidak terlalu lama berapa di depan mulut goa. hmmmmm.....




Senin, 16 Juli 2012

TANGKUBAN PARAHU

masih serangkaian perjalananku ke Bandung dari tanggal 8 Juli 2012
hari sabtu tanggal 14 Juli sudah dijadwalkan untuk berangkat ke Tangkuban Parahu
berbekal motor honda beat pinjem punya kerabat, berangkatlah dengan teman kuliah yang lagi kerja di Bandung.
seperti biasa masih di dalam kota kemacetan dimana-mana. setelah masuk Kabupaten Bandung Barat laju kendaraan mulai lancar dan udara dingin pegunungan mulai terasa. seneng liat mobil-mobil disini jalan lambat dan terkesan mempersilahkan motor yang mau lewat. tapi karena daerah baru dan pengen menikmati pemandangan, aku jalan lambat juga sambil melihat penunjuk arah ke tangkuban perahu.
jalan sekitar 20km dari pusat kota bandung lalu lintas semakin lancara dan sampailah di kawasan hutan pinus...pemandangannya beeeeee....udaranya seger dan dingin.....subhanallah....pengen nangis liat langit biru, pohon hijau dan jalanan mulus.... berhentilah sejenak untuk menikmati hutan pinus ini sambil memotret.... wkwk



sekitar 2-3 km dari kawasan hutan pinus ini, sampailah di Gerbang Masuk Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu. berhenti di loket karcir

Harga Tiket Masuk : Rp. 13.000,- per orang
Harga TIket Motor : Rp. 5.000,-

gerbang masuk di depan mata

beberapa mobil pribadi dan bus rombongan piknik dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari luar negeri ikut merapat. tapi aku ga sempet tanya soal transportasi dari gerbang masuk sampai ke lokasi kawah untuk orang-orang yang datang dengan kendaraan umum.

melewati petunjuk arah ke Kawah Domas, petugas di jalan memberi isyarat untuk terus lurus ke depan... siaaapppp !!!..wkwkwk...dan sekitar 1 km menanjak, sampailah di puncak..huihhhhhh....





fasilitasnya dah lengkap
  1. Kompleks membeli oleh2 khas bandung atau barang2 khas Tangkuban Parahu dari kaos, belerang, tanaman, batu kawah, dll
  2. Toilet. dari Toilet resmi punya pengelola wisata sampai toilet milik pedagang makanan di sepanjang jalan menuju Kawah Upas. aku saranin untuk pake Toilet Punya Pengelola dari pada numpang pipis di toilet pedagang makanan, dengan tarif yang sama Rp. 2.000,- . aku sempet numpang pipis di pedagang, soale dah keburu kebelet. hmmmm...tau ndiri lah gimana minimnya tuh toilet wkwkwkk, eh..keluar dari toilet dah ada anak kecil yang nongkrongin buat nagih biaya sewa toilet..wkwkwkk..mana ada yang gratis? ..wkwkwk...
  3. Musholla...ada dan bagus
  4. Tempat Parkir....buanyak
  5. penjual makanannya pun lengkap, dari mie rebus (makanan khas di daerah dingin), Gorengan (Gehu Pedes = tahu isi yang pedes, bala-bala = piya-piya , mendoan, pisang goreng ukuran gedhe, jagung bakr, jagung rebus, dan masih buanyak lagiiiiii ..... ga usah takut kelaparan deh...dan yang dah kucoba adalah Bandrek...minuman hangat rasa jahe, segelas kecil Rp. 5.000,- gehu pedesnya Rp. 2.000,- gorengan yang lain biasane Rp.1.000,-


Sabtu, 07 Juli 2012

BANDUNG

seneng setelah dapat kabar kalo laporan BMN dapet di Bandung
cling...otak langsung mengembara ke tempat2 indah yang bisa dikunjungi di bandung. orang2 suka sekali merekomendasikan tempat wisala dalam kota seperti trans studio. tapi aku jelas lebih tertarik dengan wisata alam, dan tangkuban perahu lah yang pertama kali nyangkut di otak.

7 Juli 2012
15.00 WIB
dah nongkrong di terminal rembang nunggu Bus Nusantara. jam 15.30 bus datang, ga pake ritual berebut kursi, langsung jalan dan transit di pusat Bus Nusantara Kudus. rembang-kudus tidur pulas...wkwkwk....pas adzan magrib, shalat magrib dan jamak isya. Bus NS93 datang, bismillah, berangkat. berhenti makan malam di semarang, males turun soale dah Posisi Enak buat tidur. siap berangkat dan sempet buat status, lanjut tidur, dan mungkin sadar cuma sekitar 1 jam, sampailah di Bandung. alhamdulillah perjalanan lancar, tempat duduk nyaman, tidurlah sepanjang perjalanan.....turun di Pajajaran jam 04.00 WIB, naik taksi sampai di Hotel Horison Bandung. istirahat 15 menit, waktu shalat subuh tiba.
nah loe...checkin jam 14.00 WIB, nunggu berapa jam lagi tuh..wkwkkw...jalan dulu cari sarapan....tepat di depan hotel ada bubur ayam..lumayan buat isi perut dan menghangatkan badan.
sampai dengan tanggal 9 Juli 2012 urusan pekerjaan dah kelar. tinggal nunggu finishing dan acara pembukaan. alhamdulillah kerjaan lancar dan dimudahkan. waktunya melancoooonnggg...!! hehe

karena masih di hari dan jam kerja, alhasil aku harus melancong dengan teman kantor sendiri. teman yang diharapkan jadi guide masih bekerja....soooo.... seperti biasa dengan modal peta mulut, kami memutuskan untuk jalan ke Trans Studio Bandung. dari Hotel Horison Buah Batu Bandung jalan sekitar 500 meter dan naik angkot Rp. 2.000,- sampailah di tempat tujuan.
jam 09.00 dah sampai Trans Studio Bandung, masih sepi, tapi ada beberapa orang yang mulai masuk ke Gedung, karyawan mungkin dan beberapa pengunjung yang tampak jelas karena lagi sibuk foto-foto di depan gerbang masuk...karena aku juga termasuk golongan pengunjung, foto juga deh..wkwkwkwkk

didepan Gedung Trans Studio langsung disambut pemandangan yang unik.... jalur/rel rollercoster besar dan tinggi nongol dari dalam gedung seolah-olah melesat dari dalam gedung. sayang banget aku ga lama main di sini, padahal berharap wahana Rollercoster beroperasi dan bisa melihat kereta melaju dari dalam gedung dengan kecepatan tinggi dan menuju puncak rell sambil melihat penumpangnya pada jerit ga jelas, keenakan atau ketakutan...xixixixi.....

berhubung aku cuma berdua ma temen kerja dan sudah lumayan tua juga ...xixixixii...jadi ga berniat masuk ke Trans Studio... geli aja bayangin naik wahana ma Bapak-bapak..hohohoho.. ga seerrruuuuu..... so... kami cuma jalan-jalan aja disekitar tempat antrian dan lanjut ke Trans Studio Mall (TSM) . mmmmmm salah satu alesan ga masuk juga karena harga Tiket Masuknya yang lumayan mahal.... uang saku mepet, padahal perjalanan di Bandung dan Jawa Barat masih empat hari lagi.... dan tujuan utaman adalah ke Tangkuban Parahau, jadi ditahan dulu deh...wkwkwkwkk

karena masih terlalu pagi, aktifitas di TSM pun masih sangat minim. sebagian toko belum buka dan hanya terlihat beberapa karyawan yang baru membuka gerbang toko dan mas-mas Cleaning Service sedang menjalankan tugas. tapi ada tempat yang menyita perhatian kami. semacam kompleks Restauran atau Kedai Makanan Cepat Saji yang cantik-cantik desainnya dan terkesan sangat rindang dan hangat dengan taman kecil di tengah-tengah kompleks. Kedai-kedai dengan desain gedung negara barat sesuai dengan makanan yang dijual. benar-benar tempat yang hangat. sempet bayangin tinggal di kompleks pemukiman dengan kondisi seperti itu... pencahayaannya hangat dan romantis...xixiixi...yang paling disuka adalah rimbunnya pohon-pohon kecil dan kolam ikan kecil di taman.

sekitar satu jam di sini, kami memutuskan untuk pindah tempat. karena temenku pengen ke Matahari Store buat beli oleh-oleh. wkwkwkwk...hasil bertanya sana-sini, akhirnya berangkat ke King's Shop di daerah Alun-alun Bandung. naik angkot dengan tarif Rp. 3.000/orang sudah bisa sampai di tempat ini. selama perjalanan keadaan lalu lintas kota yang membosankan dengan kemacetan dan panasnya suhu udara tidak membuatku terlalu gerah. karena hampir 2 hari 2 malam perjalanan dari Rembang dan tinggal di Hotel Horison hampir ga bisa mengeluarkan keringat setetes pun.. jadi ruwetnya lalu lintas pun bisa membuat tersenyum karena merindukan kehangatan. wkwwwkkk

tida banyak yang bisa diceritakan perjalanan di pusat perbelanjaan. intine mah pusing aja liat segitu banyak barang dagangan, orang berlalu lalang, senggol sana senggol sini. ada sih barang yang menarik perhatian, tapi kalau ukuran dan harga ga cocok cuma bisa jadi jengkel... xixixii.. singkat cerita kembalilah kami ke Hotel. menikmati fasilitas hotel berbintang-bintang dan menunggu pekerjaan kelar.

sambil menikmati kenyamanan hotel, mulailah aku kontak teman buat rencana perjalanan. alhamdulillah untuk urusan transportasi, ada kerabat yang siap meminjamkan kendaraannya, motor matic. mantabs deh...wkwkwkwk

Guide ? tentu siap. salah satu temen kuliah yang rupa-rupanya punya hobby yang sama dengan aku. Travelling. siiip deh. tinggal menentukan tempat tujuan. dan tentu saja Tangkuban Parahu menjadi tujuan utama. dan beberapa tempat yang direkomendasikan temenku di dalam kota tidak terlalu menarik perhatian karena kebanyakan berhubungan dengan belanja.

 
inilah tempat-tempat yang sempat aku kunjungi selama di Bandung, 
baik yang direncanakan maupun diluar rencana :
  1. Trans Studio 
  2.  Masjid Raya Bandung
  3. Alun-Alun Bandung
  4. Gedung Sate
  5. ITB
  6. DAGO
  7. Lanud Sulaiman
  8. Tangkuban Parahu
  9. Boscha
  10. Kawah Putih Ciwidey
dan yang tiga terakhir, aku tulis dibagian tersendiri.

selamat menikmati kota Bandung teman-teman
Salam Cinta Indonesia